Senin, 08 November 2010

Final Proliga 2009

Setelah sekian lama tidak mendengar hingar bingar pertandingan voli lagi, akhirnya pas final proliga kemarin, gw tekadkan untuk nonton langsung ke Tennis Indoor Senayan. Calling Anggit, ribet ama F1, padahal orangnya ga keliatan gt kok ditonton :), sms Riky lah dia malah ngira final di Magetan (itu final fournya sih, grand final tetep di Jakarta), sms Agung si anak kampung katanya mau nyusul tp gak jadi juga. Ya udah, daripada gw manyun di kosan, gw bulatkan tekad nonton sendiri.

Gw datang pas perebutan gelar 3 dan 4 putra yang akhirnya dimenangkan oleh Bank Sumsel. Datang2, lapangan masih belum penuh, akhirnya gw putusin untuk mengambil spot didekat komentator. Hehe, sapa tau ikut ke-syuting... Dari situ gw juga dapat motret lapangan dengan sedikit lebih jelas, maklum kamera digital murahan.

Final putra dan putri menghadirkan pertemuan antara jatim dan jakarta namun lucunya sporter Jatim lebih mendominasi dibandingkan tuan rumah Jakarta.
Final Putri mempertemukan Jakarta Electric PLN dengan Bank Jatim. Partai sangat seru di mana bolak-balik smash-an menghujam dari dua kubu. Set pertama gw kira jadi milik Bank Jatim, ternyata setelah insiden mati lampu dan gw tinggal ke belakang Jakarta Elektrik dapat memenangkan set ini. Set kedua mutlak milik Bank Jatim begitu juga pada set ketiga. Namun gw agak was2, waktu pelatih Jakarta Electric memasukan pemain no 5 yaitu si Sheilla. Dia yang pada touch pertamanya tidak dapat menerima servis dari pemain Bank Jatim, tiba2 menjelma menjadi momok bagi Bank Jatim. Di lini belakang, dia sangat membantu pertahanan dan bahkan sering melakukan penyelamatan unik. Pas di depan, ini yang gw takutin,smash-an dia kenceng banget. Gak heran saat set keemapat yang berakhir dengan skor 25-23 untuk Jakarta Electric, sebuah smash kencang dari Sheilla menutup perlawanan Bank Jatim di set ini. Partai pun semakin panas pada set 5. Spiker dan Quicker Bank Jatim tampaknya mulai melemah powernya sementara Sheilla masih konstan menjadi target girl saat berada di lini depan. Pertandingan sempat tertunda dengan protes Lilik pemain Bank Jatim. Protes itu bermula saat Lilik melihat ada pemain Jakarta Electric yang menyentuh net pada saat skor menunjukan 14-13 dengan adanya net tsb harusnya Bank Jatim yang menang dengan skor 15-13. Namun, wasit berkata lain dan akhirnya keberuntungan (yah memang bener2 sebuah hoki), Jakarta Electric akhirnya memenangkan Proliga Putri tahun ini.
Di sektor Putra, partai yang terjadi tampaknya antiklimaks. Samator terlalu mendominasi Sananta. Akhirnya partai putra pun ditutup dengan kemenangan mutlak Samator 3-0. Dari segi permainan Joni dan Ayip terlalu dominan dalam melakukan smash dan blocking pada partai ini sementar Stefic pemain asing Sananta jarang mendapatkan supply bola saat dia berada di lini depan Sananta. Gw sempat berpikir, kapan ya gw bisa melakukan smash tajam kayak Joni Sugiyanto gitu atau at least smash tajam tapi gak kenceng jg gak papa lah, hehe.

Pada saat penyerahan piala, tim putri Bank Jatim memboikot dengan tidak menghadiri acara tersebut dan bahkan diisukan akan bubar apabila pengajuan kasus net di set kelima tersebut tidak direvisi oleh tim Proliga. Yah, memang kadang wasit kita suka berulah yang aneh2 seperti kasus yang sangat gw inget saat final liga Indonesia I saat wasit menganulir gol pemain Petro Jackson F. Tiago padahal dia benar2 berada pada posisi on side banget saat menyundul bola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar